Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di lembah, hiduplah seorang anak yatim piatu bernama Maya. Maya tinggal bersama neneknya, Nyai Siti, yang penuh kasih sayang. Mereka hidup sederhana dari hasil menanam sayur dan memintal benang.
Suatu hari, saat Maya sedang bermain di hutan dekat desa, dia menemukan sebuah buku tua yang tergeletak di bawah pohon besar. Maya membuka buku itu dan menemukan cerita tentang “Bunga Ajaib Penuh Harapan.”
Buku itu menceritakan tentang bunga langka yang hanya bisa ditemukan oleh orang yang memiliki hati yang tulus dan penuh harapan. Bunga itu konon memiliki kekuatan untuk mengubah kehidupan seseorang.
Maya yang penuh rasa ingin tahu, memutuskan untuk mencari bunga tersebut demi membawa kebahagiaan bagi neneknya dan warga desa. Dia mengembara melintasi hutan dan menyeberangi sungai, menghadapi berbagai rintangan, namun selalu diiringi oleh semangat dan harapannya.
Setelah beberapa hari, Maya menemukan lokasi yang dijelaskan dalam buku. Di tengah hutan, dia menemukan Bunga Ajaib Penuh Harapan yang mekar indah. Dia dengan penuh kebahagiaan memetik bunga tersebut dan membawanya pulang.
Maya kembali ke desa dengan hati penuh sukacita. Ketika dia memberikan bunga itu kepada neneknya, tiba-tiba bunga itu memancarkan cahaya keemasan yang menyelimuti seluruh desa. Keajaiban pun terjadi: kebun mereka berlimpah, dan warga desa mulai hidup dengan penuh harapan dan kebahagiaan.
Bunga Ajaib Penuh Harapan tidak hanya mengubah kehidupan Maya dan neneknya, tetapi juga mengajarkan desa tentang kekuatan harapan dan kebaikan hati. Dari hari itu, desa itu menjadi tempat yang dipenuhi oleh kehangatan dan kerjasama, semua berkat perjalanan kecil seorang anak yatim piatu yang penuh kasih dan harapan.
Dalam senja yang indah, Maya membagikan kisahnya tentang Bunga Ajaib Penuh Harapan di aula desa. Cerita itu menyebar seperti angin, dan desa menjadi tempat penuh keceriaan dan kolaborasi. Warga desa mulai menanam bunga-bunga kecil di sekitar rumah mereka sebagai simbol harapan dan persatuan.
Adam, manusia robot dengan kecerdasan emosional, turut serta dalam merawat kebun-kebun kecil ini. Dia menjadi teman bagi anak-anak, mengajar mereka tentang teknologi dan kehangatan hati. Desa mereka, yang dulunya terbagi, kini bersatu dalam cinta dan menghargai perbedaan.
Seiring waktu berlalu, kisah Bunga Ajaib Penuh Harapan menjadi warisan, mengingatkan generasi setelahnya bahwa kebahagiaan dapat ditemukan di dalam hati dan dalam kebersamaan. Puisi kurikulum merdeka bukan hanya tentang belajar dari buku, tetapi belajar dari kehidupan dan satu sama lain.